Profil Desa Kedungjati
Ketahui informasi secara rinci Desa Kedungjati mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Kedungjati di Kecamatan Warureja, Tegal, merupakan wilayah agraris terluas di kecamatannya dengan luas 11,78 km². Berpenduduk 5.641 jiwa, desa ini bertumpu pada sektor pertanian padi dan bawang merah, sambil menghadapi tantangan tata kelola pemerint
-
Pusat Pertanian Terluas
Kedungjati ialah desa terluas di Kecamatan Warureja, menjadikan sektor pertanian, khususnya padi dan bawang, sebagai penopang utama perekonomian dan kehidupan masyarakat
-
Dinamika Sosial Pemerintahan
Desa ini tengah menjadi sorotan akibat isu transparansi dana bantuan sosial pada pertengahan 2025, yang memicu dinamika hubungan antara warga dan pemerintah desa
-
Lokasi Strategis di Jalur Pantura
Terletak di koridor Pantura Jawa Tengah, Kedungjati memiliki aksesibilitas yang baik, menghubungkannya dengan pusat ekonomi regional dan ibu kota kabupaten, Slawi
Desa Kedungjati, yang terletak di Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah, merupakan sebuah wilayah yang memegang peranan penting di tingkat lokal, baik dari sisi luas wilayah maupun potensi agrarisnya. Sebagai desa terluas di kecamatannya, Kedungjati menjadi kanvas besar bagi pembangunan pedesaan yang bersandar pada lahan pertanian subur, sekaligus cerminan dari berbagai tantangan kontemporer yang dihadapi banyak desa di Indonesia, mulai dari infrastruktur hingga tata kelola pemerintahan.
Berada di jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa, desa ini memiliki posisi strategis yang membentang di dataran rendah. Letaknya yang tidak jauh dari pusat pemerintahan Kecamatan Warureja dan berjarak sekitar 33 kilometer dari ibu kota Kabupaten Tegal, Slawi, memberikan aksesibilitas yang memadai bagi pergerakan barang dan jasa. Dengan dinamika yang terus berkembang, Desa Kedungjati menampilkan potret wilayah agraris yang berupaya menyeimbangkan tradisi pertanian dengan tuntutan zaman yang kian kompleks.
Geografi dan Demografi Wilayah
Secara geografis, Desa Kedungjati merupakan desa dengan wilayah paling luas di antara 12 desa yang ada di Kecamatan Warureja. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan luas wilayah Desa Kedungjati mencapai 11,78 kilometer persegi, atau setara dengan 18,90% dari total luas Kecamatan Warureja. Wilayahnya yang lapang ini didominasi oleh lahan persawahan yang menjadi tulang punggung utama aktivitas ekonomi masyarakat.
Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Warureja secara umum ialah:
Sebelah Utara: Laut Jawa
Sebelah Timur: Kabupaten Pemalang
Sebelah Selatan: Kecamatan Jatinegara dan Kecamatan Kedungbanteng
Sebelah Barat: Kecamatan Suradadi
Berdasarkan data kependudukan tahun 2024, jumlah penduduk Desa Kedungjati tercatat sebanyak 5.641 jiwa. Data BPS Kabupaten Tegal pada tahun 2023 mencatat terdapat 1.908 kepala keluarga (KK) yang bermukim di desa ini. Dengan luas wilayah yang ada, tingkat kepadatan penduduk Desa Kedungjati tergolong rendah jika dibandingkan dengan desa-desa lain di sekitarnya, yakni sekitar 479 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan yang relatif rendah ini mengindikasikan ketersediaan lahan yang masih cukup luas untuk pengembangan di masa depan, baik untuk permukiman maupun untuk perluasan areal pertanian.
Komposisi penduduknya yang didominasi oleh kelompok usia produktif menjadi modal sosial yang besar bagi pembangunan desa. Sebagian besar dari mereka menggantungkan hidup pada sektor pertanian, melanjutkan warisan leluhur dalam mengolah tanah yang subur di sepanjang dataran rendah pesisir utara Jawa.
Perekonomian Berbasis Agraris
Perekonomian Desa Kedungjati secara fundamental digerakkan oleh sektor pertanian. Lahan persawahan yang luas menjadi aset utama desa, dengan padi sebagai komoditas andalan. Selain padi, para petani di wilayah Kecamatan Warureja, termasuk Kedungjati, juga dikenal sebagai penghasil bawang merah yang turut menyumbang bagi pasokan komoditas strategis ini di tingkat regional.
Data dari BPS menunjukkan bahwa sektor pertanian menyerap sebagian besar tenaga kerja di Kecamatan Warureja. Pola ini terlihat jelas di Kedungjati, di mana siklus tanam dan panen padi serta bawang merah menentukan ritme kehidupan ekonomi sebagian besar warganya. Aktivitas pertanian ini tidak hanya mencakup proses budidaya, tetapi juga melahirkan rantai ekonomi turunan seperti jasa buruh tani, penggilingan padi, hingga perdagangan hasil panen yang dipasarkan ke berbagai pasar lokal di Tegal dan Pemalang.
Meskipun memiliki potensi besar, sektor pertanian dihadapkan pada berbagai tantangan klasik, seperti fluktuasi harga komoditas, ketergantungan pada cuaca dan kebutuhan akan modernisasi alat pertanian untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Upaya diversifikasi tanaman dan pengembangan produk olahan hasil pertanian menjadi salah satu agenda strategis yang potensial untuk dikembangkan guna meningkatkan nilai tambah dan ketahanan ekonomi masyarakat. Di luar pertanian, sektor perdagangan dan jasa juga mulai tumbuh, terutama di sepanjang jalur yang lebih ramai, meskipun skalanya masih terbatas.
Infrastruktur dan Tata Kelola Pemerintahan
Pemerintah, baik pusat maupun daerah, telah menunjukkan perhatian pada peningkatan infrastruktur di kawasan ini. Salah satu proyek signifikan yang menyentuh langsung Desa Kedungjati yaitu perbaikan dan peningkatan kualitas jalan ruas Warureja-Kedungjati yang dilaksanakan pada tahun 2023. Proyek yang menelan biaya miliaran rupiah dari APBD Kabupaten Tegal dan Provinsi Jawa Tengah ini bertujuan untuk memperlancar konektivitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Jalan yang lebih baik diharapkan dapat mempermudah distribusi hasil pertanian dan mobilitas warga.
Dari sisi pemerintahan, Desa Kedungjati dipimpin oleh seorang kepala desa. Berdasarkan data BPS tahun 2023, jabatan ini dipegang oleh Eko Budi Supriyadi. Namun dinamika pemerintahan terus berjalan, dan informasi terkini dari pemberitaan media pada pertengahan tahun 2025 menyebut nama Kismoyo sebagai kepala desa yang menjabat.
Kepemimpinan di tingkat desa memegang peranan krusial dalam mengarahkan pembangunan dan mengelola dana desa yang dialokasikan oleh pemerintah pusat. Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci utama dalam menjalankan roda pemerintahan yang baik. Hal ini menjadi sorotan pada Juni 2025, ketika puluhan warga Desa Kedungjati melakukan aksi di balai desa untuk menuntut kejelasan terkait penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD). Warga mempertanyakan mekanisme dan besaran bantuan yang diterima, yang dinilai tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
"Seharusnya kami terima Rp900 ribu (untuk tiga bulan), tapi yang diberikan cuma Rp300 ribu. Ini tidak masuk akal," ujar Sukoco, salah satu warga penerima manfaat, seperti dikutip oleh media lokal pada saat itu. Aksi tersebut menyoroti pentingnya dialog dan musyawarah dalam setiap pengambilan kebijakan di tingkat desa, terutama yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Menanggapi tuntutan tersebut, Kepala Desa Kedungjati, Kismoyo, memberikan penjelasan mengenai kebijakan pemerataan yang diambil, meskipun warga tetap menuntut dasar hukum dan data yang transparan. Kejadian ini menjadi pengingat bahwa partisipasi publik dan pengawasan merupakan elemen vital dalam demokrasi tingkat desa.
Arah Pembangunan ke Depan
Desa Kedungjati berada di persimpangan jalan antara tradisi agraris yang kuat dan tantangan pembangunan modern. Dengan anugerah wilayah terluas di kecamatannya dan tanah yang subur, potensi untuk menjadi lumbung pangan lokal sangatlah besar. Peningkatan infrastruktur jalan telah membuka akses yang lebih luas, memberikan harapan bagi percepatan roda perekonomian.
Namun, potensi besar tersebut harus diimbangi dengan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, dan partisipatif. Dinamika sosial yang terjadi baru-baru ini menunjukkan bahwa masyarakat desa semakin kritis dan peduli terhadap hak-hak mereka serta pengelolaan sumber daya desa. Ke depan, sinergi antara pemerintah desa, lembaga desa seperti Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan seluruh elemen masyarakat menjadi faktor penentu.
Optimalisasi potensi pertanian melalui inovasi, pengembangan produk unggulan yang memiliki daya saing, serta penguatan kelembagaan ekonomi desa seperti BUMDes, merupakan langkah-langkah strategis yang dapat membawa Desa Kedungjati menuju kemandirian dan kesejahteraan yang berkelanjutan. Dengan demikian, Kedungjati tidak hanya akan dikenal karena luas wilayahnya, tetapi juga karena keberhasilannya dalam mengelola potensi dan menjawab tantangan zaman.
